Perempuan adalah Jiwa |
Apa jadinya jika suatu karya tulis ilmiah mahasiswa
tingkat akhir digubah menjadi suatu novel? Bisa jadi hambar, membosankan atau membuat menyesal karena telah membelinya.
Tapi hal-hal di atas tidak akan terjadi jika membaca
Novel Re: Karya Maman Suherman. Novel Re: merupakan skripsi dari Maman
Suherman ketika menimba ilmu program studi kriminologi di Universitas
Indonesia pada tahun 1987. Demi menuntaskan skripsinya Maman Suherman terjun ke
dalam dunia pelacuran, bukan hanya dunia pelacuran biasa namun pelacuran lesbian.
Maman Suherman yang biasa dipanggil Kang Maman pun mengambil
tokoh utama seorang wanita yang lebih suka dipanggil Re. Re merupakan
korban keadaan yang menyebabkan dia mau tidak mau menjadi seorang pelacur
lesbian.
Maman Suherman |
Sampul cover yang hitam kelam seolah menggambarkan kelamnya novel ini |
Sebelum menghadiri book signing Re: di restaurant Atjeh
Rayeuk di Jl. Ciranjang No. 38, saya telah membeli terlebih dahulu novel karya Kang
Maman. Saya penasaran bagaimanakah Kang Maman yang seorang creative conceptor,
presenter dan wartawan menulis novel ini. Setelah saya selesai membaca novel
Re: timbul sejuta pertanyaan yang sedianya akan saya tanyakan kepada Kang
Maman, namun kandas begitu saja ketika Kang Maman bercerita tentang perjalanan
hidupnya ketika di Jakarta hingga dia bertemu Re, semua pertanyaan di kepala saya seolah terjawab. “Re, walaupun mengalami nasib
yang menyedihkan tidak pernah menyalahkan nasibnya” Terang Kang Maman. Hal yang
dengan sadar sering kita lakukan, menyalahkan nasib.
Vikri rasta seorang komik yang membagi kisah tentang penghargaan terhadap perempuan |
Semua dengan khusyuk mendengarkan cerita Kang Maman |
Membaca 160 halaman novel ini sambil mendengarkan
cerita Kang Maman benar-benar mengaduk perasaan hingga tanpa sadar para wanita
yang menghadiri book signing ini menitikkan air mata. Apalagi ketika Kang Maman menceritakan saat Re meminta
Kang Maman menggantikan dia memeluk anaknya. Kang Maman saat itu mengelak
dengan alasan bahwa yang berhak memeluk anaknya adalah Re sendiri yaitu Ibunya.
“Aku pelacur Man, aku tidak mau mengotori dia dengan keringat seorang pelacur.”Tolak Re.
Banyak hal yang dituangkan dalam novel ini seperti
amarah, kekerasan, ketakutan, ketidakpastian hidup, kehidupan pinggiran yang termarjinalkan hingga kehidupan para petinggi
di tanah air. Tidak cukup rasanya jika saya menceritakan keseluruhan isi dari
novel ini. Apalagi tentang tokoh Re, Re yang kompleks, Re yang tertutup, Re
yang walau seorang pelacur namun memiliki jiwa perempuan, jiwa seorang ibu.
Temen2 banyak banget yang review dan suka sama novel kang Maman , Re:,yang satu ini... Saya tambah penasaran, ini jadi salah satu novel yang harus dibaca dan jadi penghuni lemari buku saya... Ulasannya bagus mak. Kang Maman emang legend banget di dunia jurnalis, penulis, dan sekitarnya. Kiprahnya udah ga bisa diragukan lagi... Salut...
BalasHapusSalam hangat ya mak
Makasih Mak Fauzia udah mau mampir :) Novel Re : karya Kang Maman ini juga sarat ilmu mak tentang kriminologi, jadi bisa sedikit-sedikit belajar tentang kriminologi mak, ga rugi jadi penghuni buku Mak Fauzia ^^
Hapus