“Hi, My Name is Nana,
now I’m ready to lunch with my friends.” Begitulah ungkapan yang keluar tanpa ragu
dan malu-malu dari mulut kecil Nana yang baru berumur 5 tahun. Nana, salah satu anak didik di sekolah
Cita Persada yang membuat saya dan teman-teman blogger kagum. “Kami disini
tidak mementingkan sistem rangking, kami mendahulukan pembentukan karakter.” Ungkap Miss Rani menjelaskan sikap Nana yang berbeda dengan anak-anak seumurnya
yang malu-malu.
Ibu Ruth Maureen yang
merupakan lulusan Universitas of Colorado dan Diploma dibidang Learning Disorder Management and Child Psychology memberikan seminar dan pengalamannya dalam
membangun karakter pada anak. Sebagai orang tua, Ibu Ruth Maureen menekan pada
orang tua anak didik untuk terus menerus memberikan perhatian terhadap anak-anak dalam
membangun karakter.
Karena karakter merupakan salah satu penentu nasib masa depan anak-anak. Ga mau banget kan ya karena kelalaian kita sebagai orang tua, anak jadi mempunyai masa depan yang kurang baik bahkan suram. Berikut Do dan Don’t yang saya rangkum setelah memperoleh seminar dari Ibu Ruth Maureen dalam membangun karakter anak.
Karena karakter merupakan salah satu penentu nasib masa depan anak-anak. Ga mau banget kan ya karena kelalaian kita sebagai orang tua, anak jadi mempunyai masa depan yang kurang baik bahkan suram. Berikut Do dan Don’t yang saya rangkum setelah memperoleh seminar dari Ibu Ruth Maureen dalam membangun karakter anak.
Do
|
Don’t
|
Puji anak dan beri reward jika melakukan hal-hal baik
dalam meningkatkan achievement
|
Memanjakan anak dan memuji fisik
|
Berilah contoh perilaku yang baik pada anak. Anak adalah
peniru terbaik, cukup dengan melihat kebiasaan yang dilakukan orang tua dan
orang-orang terdekatnya maka anak akan dengan mudah menirunya.
|
Bersikap buruk didepan anak-anak
|
Bijak dalam mendengarkan cerita anak-anak
|
Percaya semua cerita anak-anak tanpa mengecek
kebenarannya
|
Jika ada pertengkaran yang tidak dapat dihindarkan,
usahakan anak tidak melihat secara gamblang.
|
Bertengkar didepan anak-anak
|
Satukan pemahaman dan tujuan dalam membangun karakter
anak
|
Tidak satu pemahaman dalam membangun karakter anak
|
Berikan penjelasan yang mudah dimengerti jika melarang
anak
|
Melarang sambil tanpa memberi penjelasan
|
Ajarkan anak pengendalian diri dalam berolahraga atau
melakukan kegiatan positif lainnya seperti perlombaan. Jika mengalami
kekalahan anak dapat belajar untuk berbesar hati dan berusaha lebih baik lagi
|
Tidak mengajarkan pengendalian diri dan membiarkan emosi
anak secara berlebihan.
|
Hal yang perlu diingat jika kita menitipkan anak-anak pada nenek kakek atau kerabat terdekat yaitu diskusikan kepada mereka hal-hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan dalam membangun karakter anak. Soalnya ga inginkan kita berbeda pemahaman dalam membangun karakter anak yang dapat menyulitkan anak kedepannya hehehe.. (curcol)
credit : livinlovin.gr |
Karena membangun
karakter bukanlah hal yang mudah, maka sekolah Cita Persada benar-benar
menanamkan pendidikkan karakter seperti mengantri, mencuci bekas makanan sendiri dan membuang sampah pada tempat yang disediakan. Sekolah
yang berdiri pada tahun 2005 ini memiliki jenjang tingkat pendidikan dari TK, SD
hingga SMP yang membatasi 25 murid dalam satu kelas saja.
Fasilitas pendukung yang lengkap seperti, lapangan,
tempat bermain, kolam renang, ruang musik, ruang komputer, laboratorium dan
ruang kesehatan dengan tenaga ahli turut membantu pengembangan karakter pada
anak. Untuk melihat dan mengetahui tentang Cita Persada bisa mengunjungi www.citapersada.sch.id
kadang jadi orang tua emang banyak maunya ya/....
BalasHapuswalau kadang kita lupa nggak cermin diri sendiri saat bangun karakter anak :")
Iya mba bener banget. Harus sering belajar lagi untuk masalah karakter anak
Hapus